Depokupdate.co-Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk melakukan gerakan menanam cabai di rumah. Hal ini bertujuan untuk menekan inflasi ditengah kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM)
“Saya mengajak kepada seluruh masyarakat, terutama para ASN Kota Depok untuk melakukan gerakan menanam cabai di rumah dan mengajak warga untuk melakukan hal yang sama. Semoga Inflasi Kota Depok bulan berikutnya bisa lebih turun dan perekonomian Depok lebih sehat,” ujarnya.
Baca Juga Demo BBM, Buruh Depok Dorong Motor Temui Walikota Depok
IBH sapaan akrabnya menuturkan, inflasi Kota Depok di bulan Juli 2022 sebesar 4,59 persen, masih cukup tinggi walaupun di bawah nasional. Terdapat berapa komoditas yang mempengaruhi terjadinya inflasi di Depok, antara lain cabai merah, telur, dan bahan bakar LPG 3 kg.
“Komoditas tersebut merupakan bahan yang paling banyak dikonsumsi masyarakat. Inflasi akan berpengaruh terhadap angka kemiskinan,” ucapnya.
Dalam menekan angka inflasi, lanjutnya, pemerintah merekomendasikan untuk melakukan gerakan nasional berupa ketahanan pangan. Di antaranya, menanam cabai di setiap rumah agar tidak perlu lagi membeli cabai di pasar.
Baca Juga Liburan Murah Meriah Bersama Keluarga Di Taman Pemuda Pratama
Lalu, operasi pasar untuk menstabilkan harga komoditi yang sedang naik. Pemkot Depok telah melakukan operasi pasar menindaklanjuti kenaikan harga minyak goreng.
Kemudian, ramah menggunakan energi dengan mengganti bahan bakar fosil ke energi baru. Lalu, upaya terakhir meningkatkan investasi untuk pertumbuhan ekonomi daerah.
“Kita juga bisa menghemat pemakaian energi, dengan bersepeda atau berjalan kaki atau menggunakan transportasi publik. Ke depan kendaraan bahan bakar fosil atau BBM akan digantikan oleh kendaraan listrik, dan PLN juga sudah mensosialisasikan pemakaian kompor listrik sebagai pengganti kompor gas,” paparnya.
Dikatakannya, negara-negara di dunia sekarang mengalami inflasi yang cukup tinggi, dan beberapa negara mengalami inflasi menyebabkan terjadinya krisis sosial ekonomi, krisis keamanan sampai krisis politik. Seperti di Srilanka dengan ditandai jatuhnya pemerintah yang sedang berkuasa.
Ada dua faktor yang cukup mempengaruhi terjadinya inflasi ini yaitu pandemi Covid-19 dan perang Rusia – Ukraina. Pandemi Covid-19 meluluh lantahkan perekonomian dan kesehatan, sedangkan Rusia sebagai negara adidaya dan negara raksasa penghasil minyak bumi membuat perekonomian dunia dan Indonesia sangat berpengaruh, termasuk naiknya harga minyak bumi. Di Indonesia hal ini ditandai dengan meningkatnya harga BBM.
” Pergerakan inflasi nasional di Juli 2022 adalah 4,94 persen, angka ini sudah melebihi dari target yang ditetapkan pemerintah yaitu 3 ± 1. Komponen yang mempengaruhi adalah bahan makanan 10,88 persen dan energi 5,02 persen,” terangnya.
“Komoditas yang meningkat harganya seperti cabe merah, bawang merah, tiket pesawat, bahan bakar Rumah Tangga (RT), dan bensin. Ini perlu segera diturunkan dan dijaga pasokannya,” ucapnya.
“Ada 67 Kota/Kabupaten yang inflasi tertinggi se Indonesia. Di Jawa Barat, angka inflasi tertinggi berada di Tasikmalaya 5,18 persen. Penyebab utama adalah cabe merah, bawang merah, telur, rokok, Ikan tongkol, tiket pesawat, Gas LPG 3 kg,” tandasnya. (***)