Depokupdate – IJTI (Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia) menggelar malam sarasasehan nasional 25 tahun IJTI, di Hotel Millennium Jakarta. Acara ini dibuka langsung oleh Menteri Koordintor Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD.
Dalam sambutannya Mahfud MD mengatakan, televisi masih menjadi media yang paling banyak dijadikan referensi untuk mendapatkan informasi bagi public di tengah banjir informasi di era digital.
Baca Juga : IJTI Pokja Wartawan Depok dan HI Salurkan Paket Daging Kurban Di Mekarjaya
“Dari beberapa survei sebagian besar public masih mempercayai media televisi untuk mendapatkan informasi yang bisa dipercaya,” jelas Mahfud.
Mahfud meminta agar jurnalis televisi harus terus bekerja secara professional, berintegritas serta penuh tangung jawab dalam menyajikan berita bagi public.
Baca Juga : Dua Kelompok Wartawan Adu Strategi Di Arena Paintball Taman Pemuda Pratama
“Kepercayaan public harus dijaga dengan menyajikan karya-karya jurnalistik televisi yang baik dan beretika serta bertangung jawab,” tambah Mahfud.
Sementara itu untuk menjaga kepercayaan public, Ketua Umum IJTI Herik Kurniawan mengatakan, IJTI terus menumbuhkan semangat jurnalisme positif bagai anggotanya.
“Jurnalisme positif akan terus kita gelorakan agar karya jurnalistik televisi bisa menjadi penerang serta memberikan mafaat di tengah banjir informasi di era disrupsi saat ini,” kata Herik.
Baca Juga : Libatkan IJTI, Ikatan Keluarga Alumni Universitas Pamulang Gelar Seminar Jurnalistik
Malam sarasehan 25 tahun IJTI mengusung tema, Menumbuhkan Jurnalisme Positif dan Menjaga Kemerdekaan Pers di Era Digital ini dihadiri Sejumlah narasumber yakni Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu, Ketua Bawaslu Rahmat Bagdja, Komisioner KPI Aliyah, Pemimpin Redaksi CNN Indonesia Titin Rosmasari dan Kabag Humas KPU Reni Rinjani Pratiwi.
Sarasehan ini juga menyoroti pentingnya peran jurnalisme televisi untuk mewujudkan pemilu damai dan berkualitas. Tak hanya itu keberlanjuta media televisi di era digital juga menjadi topik yang mencuat dalam diskusi. Tantangan yang besar menuntut para jurnalis televisi bisa beradaptasi dengan berbagai perubahan.(***)