Depokupdateco – Wali Kota Depok, Supian Suri, menekankan pentingnya strategi pengelolaan sampah berbasis budidaya maggot sebagai langkah konkret untuk mengurangi volume sampah, khususnya jenis organik, di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung.
“Salah satu upaya nyata yang kami dorong adalah budidaya maggot. Saya ingin metode ini bisa diterapkan secara masif di seluruh RW. Terlebih, pada 2026 nanti, tiap RW sudah mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp300 juta,” ujar Supian Suri dalam kegiatan Tarawih Keliling tingkat Kota Depok di Masjid Al Ma’mur, Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo, Jumat (21/03/25).
Menurutnya, dana tersebut dapat dimanfaatkan untuk membangun sistem pengelolaan sampah yang lebih mandiri dan berkelanjutan melalui budidaya maggot. Pasalnya, kondisi TPA Cipayung saat ini sudah semakin terbatas dan tidak bisa terus diandalkan.
“Kita harus percepat strategi pengurangan sampah. Salah satunya dengan memanfaatkan maggot untuk mengurai sampah organik secara alami dan efisien,” jelasnya.
Baca Juga Didukung PT Karabha Digdaya, Ini Aksi Suhanda Atasi Sampah Di Depok
Dari total 1.200 ton sampah yang dihasilkan Kota Depok setiap harinya, sekitar 50 persen merupakan sampah organik—terutama sisa makanan. Jenis sampah ini, katanya, sangat potensial diolah menggunakan maggot yang terbukti efektif mengurai limbah organik dengan cepat.
Sebagai langkah awal, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok telah menjalankan proyek percontohan budidaya maggot di 10 kelurahan.
“Saya ingin melihat terlebih dahulu efektivitasnya. Bagaimana skema implementasinya di lapangan, dan seberapa besar dampaknya dalam mengurangi sampah,” ungkap Supian.
Ia pun menyoroti keberhasilan Kelurahan Duren Seribu (Duser) yang mampu mengelola sampahnya secara mandiri tanpa harus membuang ke TPA Cipayung.
“Ini bukti nyata. Warga di Duser berhasil menyelesaikan persoalan sampah di tingkat kelurahan. Ini yang ingin kita replikasi di wilayah lain,” tambahnya.
Supian berharap agar keberhasilan Duser bisa menjadi inspirasi bagi kelurahan lain di Kota Depok.
“Dengan model pengelolaan sampah berbasis komunitas seperti budidaya maggot, kita bisa membangun solusi jangka panjang yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” pungkasnya.