Depokupdate.co – ‘Tak sulit untuk jadi kreatif, hanya butuh ponsel dan kemauan’. Kalimat itu disampaikan Pembina Jurnalis Indonesia Peduli (JIP), Tole Sutrisno saat membuka Bimbingan Teknis Pengelolaan Pelaporan dan Jurnalistik yang digelar di Grand Mercure Harmoni, Jalan Hayam Wuruk, Gambir, Jakarta Pusat pada Kamis (4/7/2024).
Kepada puluhan pegawai di lingkungan Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia, pria yang akrab disapa Mas Tole itu memaparkan mudahnya membuat pelaporan di era digital.
Hanya bermodalkan sebuah ponsel dan aplikasi dasar, masyarakat bisa membuat laporan pekerjaan di mana saja dan kapan saja. Baik dalam format tulisan, foto dan video hingga format dokumen portabel atau pdf.
“Kalau ponsel pasti semuanya punya, jadi hal yang harus dibangun sekarang adalah kemauan. Bagaimana kita membuat laporan yang komprehensif, tapi tetap menarik, eye catching istilahnya,” ungkap Founder TA Pro Music & Publishing itu.
Untuk itu, pola pikir seluruh pegawai Kemenparekraf kini harus berubah. Laporan pekerjaan jangan lagi dianggap hanya sebatas menunaikan tugas, tetapi ditujukan sebagai kepuasan diri dalam mencapai tujuan.
“Ada kebanggaan kalau kita melihat laporannya, tergelitik hati kita kalau melihat ada ‘yang kurang’ di laporan pekerjaan. ‘Seharusnya begini nih, bagusnya begitu’,” ungkap Mas Tole.
“Jadi mindset ini yang harusnya sekarang kita punya,” tambahnya.
Selain itu, lanjutnya, laporan pekerjaan senyatanya tak hanya sebatas tumpukan berkas. Laporan pekerjaan ini nantinya digunakan secara berjenjang sebagai bentuk pertanggungjawaban Sandiaga Uno sebagai Menparekraf.
Laporan tersebut nantinya akan dibawa ke DPR atau bahkan Presiden sebagai bahan paparan untuk membuat kebijakan. Oleh karena itu, sebagai Kementerian yang selalu menggaungkan pentingnya inovasi dan kreatifitas, Kemenparekraf harus bisa menjadi role mode bagi lembaga lain dalam menciptakan good governance berbasis digital.
Baca juga Gali Potensi Desa Wisata, Jurnalis Indonesia Peduli (JIP) Menggelar Pelatihan Konten Kreatif
“Jadi penting sekali bagaimana membuat laporan yang komprehensif tapi menarik, sehingga mudah dipahami,” ungkap Mas Tole.
“Bimbingan teknis bagaimana membuat laporan yang menarik ini merupakan sesuatu yang bagus. Ini menunjukkan adanya good will dari jajaran Kemenparekraf untuk menciptakan good governance, transparansi, akuntabilitas berbasis digital,” jelasnya.
Paparan yang disampaikan mantan wartawan Group Jawa Pos itu disambut ramai para peserta. Mereka terlihat antusias mengikuti rangkaian pelatihan, mulai dari teknik dasar fotografi dan videografi yang disampaikan News Produser MNC TV, Yohanes Odja.
Dalam kesempatan tersebut, Odja pun menyampaikan kiat dalam membuat laporan berformat video yang mudah, namun lengkap dan mudah dipahami. Suasana semakin meriah ketika sesi praktek dan simulasi dimulai.
Sesuai dengan arahan mentor, yakni Senior Cameramen MNC TV, Abdul Rosyid dan Andhi Maskhuri, para peserta dibagi menjadi beberapa kelompok. Mereka diminta untuk mempraktekkan materi yang sebelumnya disampaikan, di antaranya pembuatan laporan, baik dalam bentuk foto, video dan pdf.
Termasuk membuat video yang diedit lengkap dengan dubbing atau mengisi suara.
Usai merampungkan tugas yang diberikan para mentor, masing-masing kelompok kemudian mengumpulkan hasil karya mereka untuk dievaluasi oleh Jurnalis Kompas TV, Hidayatul Mulyadi.
Pria yang akrab disapa Baday itu mengevaluasi video, foto hingga penulisan laporan para peserta. Momen tersebut menambah keseruan pelatihan. Sebab masing-masing kelompok dapat menilai langsung hasil karya dari kelompok lainnya. Beragam pertanyaan pun dilontarkan.
Sebagian besar mempertanyakan kiat maupun tips dalam membuat laporan, baik dalam format teks, foto hingga video. Satu di antaranya Saudah Saiful Islam, staf Direktorat Pengembangan SDM Ekonomi Kreatif, Kemenparekraf.
Baca Juga Dukung Pelatihan Konten Kreator JIP, MIND ID Bantu Perangkat Pelatihan
Perempuan berhijab itu mengaku gembira dengan pelatihan yang digelar JIP. Namun, satu hal yang menarik perhatiannya adalah sesi dubbing. Dubbing menurutnya sangat penting dalam pembuatan laporan berformat video.
Mengingat laporan dalam format video dapat dipaparkan secara lengkap, meski adanya keterbatasan durasi.
“Sangat inspiratif dan banyak memberikan insight baru ya, terutama part dubber untuk laporan video yang ditampilkan sangat apik,” ungkap perempuan yang akrab disapa Uut itu.
“Dubbing ini menurut saya sangat penting ya, karena bagitu (video) ditambahkan dubbing, videonya jadi lebih kaya dan lengkap,” bebernya.
Dirinya pun berharap pelatihan dapat dilakukan secara berkesinambungan, sehingga materi dapat disampaikan secara mendalam dan berjenjang.
“Pelatihan ini sangat penting untuk dilanjutkan, karena masih kurang part-part (bagian-bagian) untuk pendalaman, seperti memasukkan foto dan video dalam satu laporan,” ungkapnya.(***)