Depokupdate.co – Wali Kota Depok, Mohammad Idris angkat bicara mengenai rencana pembangunan Masjid Jami di lahan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pondok Cina 1, Margonda.
Menurut Mohammad Idris, pihaknya mengakomodir keinginan masyarakat Depok khususnya warga muslim yang menyampaikan laporan ke Provinsi Jawa Barat (Jabar), sulitnya mencari masjid untuk salat di Jalan Margonda Raya.
“Untuk itu, saya disuruh mencari aset di Margonga oleh Pak Gubernur, tapi tanah di Margonda sudah di atas Rp 30 juta per meter, sehingga tidak bisa beli pakai APBN, lalu kata Gubernur cari aset, tanah pemerintah atau tanah negara, ini arahan beliau,” jelas Mohammad Idris usai meresmikan Rumah Sakit Umum Daerah Anugerah Sehat Afiat (RSUD ASA) Kota Depok, Selasa (15/11/22).
Ia yakin Gubernur Jabar berkomitmen untuk membantu melalui hibah barang untuk pembangunan masjid di Margonda Raya Kota Depok.
“InsyaAllah beliau sudah berkomitmen untuk membantu hibah barang, mereka yang membangunkan, mereka yang membuat desain, mereka yang membuat DED, nanti kalau udah jadi diserahin ke orang Depok,” kata Mohammad Idris.
Selanjutnya, terkait persoalan Sekolah Dasar (SD), Dirinya membantah tudingan yang ditujukan ke Pemerintah Kota (Pemkot) Depok karena dianggap menelantarkan siswa.
“Tentang masalah SD tidak mungkin Pemkot Depok yang cinta kepada pendidikan dan juga Kota Depok sebagai kota pendidikan, yang di dalam visi RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah)-nya, sebagai kota pendidikan, tidak mungkin menelantarkan siswa, apa lagi ini calon generasi bangsa yang akan datang,” tegas Mohammad Idris.
Dikatakan Mohammad Idris, semua persoalan ini hanya teknis, sehingga dirinya meminta untuk bersabar. Sebab, Pemkot Depok akan menambah sarana SMP negeri di Kecamatan Beji. khususnya Pondok Cina, yaitu SMPN 24.
“Tahun depan insyaAllah, namun gedungnya baru kita bangun, karena birokrasinya memang begitu tidak bisa simsalabim,” ujarnya.
Sedangkan untuk SDN Pondok Cina 1, ungkap Idris, pihaknya juga sudah merencanakan pembelian lahan untuk dibangunkan sekolah yang lebih representatif, daripada di pinggir jalan yang membahayakan
“Itu yang dipikirkan, jadi tolong sabar sebentar, hindari tindakan memprovokasi dan lakukan klarifikasi kepada kami, Dinas Pendidikn atau Disdik khususnya,” imbuhnya.
Agar semua pihak bisa merasakan kenyamanan, sebab Kota Depok yang sudah harmoni, jangan diotak-atik, apalagi dipolitisasi.
Dijelaskan Mohammad Idris, pembelajaran sementara siswa SDN Pondok Cina ini bukan karena merger, sebab kalau merger dibutuhkan kajian khusus.
“Ini numpang sementara, mereka (siswa SDN Pondok Cina 1) di tempatkan di SDN Pondok Cina 3 dan SDN Pondok Cina 5, karena ruangnya terbatas dibagilah kelasnya, ada yang pagi dan siang,” terang Mohammad Idris.
Sementara untuk SMP negeri juga akan dibangun di Pondok Cina, sebab mereka susah ke sana-sini nyari SMP negeri berdasarkan zonasi.
“Makanya, kita prioritaskan mereka, jadi sabar, insyaAllah kita buatkan, jadi yang kelas 6 bisa langsung masuk ke SMP, jika nilainya bagus,” tuturnya.
“Jadi tahun depan akan ada penyelenggaraan SMP negeri, namun gedungnya baru dibangun 2024,” pungkasnya