Depokupdate.co – Gerakan Masyarakat Jaga Suara Kita (GEMA JASKITA), kembali menggelar diskudi publik di Felfest Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Minggu 11 Februari 2024.
Kegiatan yang bertajuk “Menuju Demokrasi yang Bersih dan Bermartabat” ini merupakan tindak lanjut dari deklarasi Gerakan Masyarakat Jaga Suara Kita yang dilaksanakan pada Minggu 4 Februari 2024 lalu di Sumajaya, Depok.
Baca Juga : Perkuat Sinergisitas Jelang Pemilu, IJTI Pokja Wartawan Depok Touring Bersama Polres Metro Depok
Digelar secara hybrid, kegiatan ini diikuti oleh 30 peserta hadir secara langsung, dan 32 orang lainya bergabung melalui daring, mereka yang hadir mewakili berbagai organisasi masyarakat dan komunitas yang ada, di antaranya dari Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kota Depok, Persatuan Ummat Islam (PUI) Kota Depok, Persaudaraan Muslimah (Salimah) Kota Depok, Ikatan Dai (IKADI) Kota Depok, Majelis Pesantren dan Mahad Indonesia (MAPADI) Kota Depok, Yayasan Pemuda Bestari Nusantara, dan Yayasan Pemaju Kreatif Seni dan Budaya.
Hadir sebagai pembicara Nurhadi (Sekretaris ICMI Kota Depok) dan Jayadin (inisiator dan deklarator GEMA JASKITA), serta Roshidi (tim aplikasi jagasuaramu).
Baca Juga Tolak Pemilu Curang, Organisasi Kepemudaan Depok Deklarasikan Pemilu Jurdil dan Bersih
Dikatakan Nurhadi, kecurangan yang dilakukan dalam pemilu akan mencoreng kredibilitas hasil pemilu dan menihilkan seluruh proses perencanaan dan pelaksanaan pemilu. “Oleh sebab itu kecurangan kesalahan dalam pemilu harus dicegah dan ditangani sesegera mungkin saat kecurangan dan kesalahan itu ditemukan’, katanya.
Hal senada juga disampikan Jayadin, sebagai inisiator dan deklarator GEMA JASKITA mengatakan, pengawasan pemilu tidak hanya tanggungjawab badan pengawasan pemilu semata maupun panitia pengawas pemilu di berbagai level. Namun tetap memerlukan partisipasi masyarakat luas dalam pelaksanaannya.
“Namun pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat hendaknya tidak dalam bingkai kecurigaan terhadap penyelenggara pemilu, namun lebih kepada kewaspadaan sehingga hasil pemilu,” Jelasnya.
Sementara, Roshidi, sebagai salah satu tim dari aplikasi jagasuaramu, menyebur kecurangan pemilu tahun 2019 yang mencapai lebih dari 20.000 pelanggaran yang terdiri dari pelanggaran administrasi, kode etik, pidana, dan lainnya. Pelanggaran pemilu ini memiliki tren yang meningkat dari tahun ke tahun.
“Dikhawatirkan pada pemilu tahun 2024 angkanya akan semakin meningkat jika pengawasan pemilu tidak didorong dengan melibatkan masyarakat umum,” katanya.
Baca Juga : Cegah Hoax Saat Pemilu 2024, IJTI Pokja Wartawan Depok Usulkan Membuat Crisis Center.
Pada pemilu 2024 ini banyak bermunculan gerakan masyarakat sipil di berbagai tempat untuk pengawasan pemilu yang menunjukkan bahwa kesadaran partisipasi masyarakat mulai muncul dan membawa harapan dan optimisme bahwa kualitas penyelenggaraan pemilu akan lebih baik ke depannya. Roshidi juga memaparkan secara teknis aplikasi jagasuaramu yang dapat digunakan oleh GEMA JASKITA sebagai media pelaporan kecurangan dan pelanggaran pemilu, serta pelaporan hasil pemilu di TPS.
Sekaian menghasilkan berbagai pandangan dari berbagai aspek, diskusi ini mendapatkan respon positif dari berbagai kalangan, seperti dari Persatuan Ummat Islam (PUI) Kota Depok, Yayasan Pemuda Bestari Nusantara, Ikatan Dari (IKADI) Kota Depok serta Majelis Pesantren dan Mahad Indonesia (MAPADI) Kota Depok dan lain sebagainya,
Pada kesempatan ini, Jayadin dari GEMA JASKITA, mengajakan masyarakat dan seluruh elemen masyarakat untuk bergerak bersama mengawasi penyelenggaraan pemilu 2024 dengan cara melaporkan kecurangan dan pelanggaran pemilu yang ditemukan, serta melaporkan hasil pemilu di TPS masing-masing melalui aplikasi jagasuaramu(***)